Coronavirus bisa gerus pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 0,3%

Pertumbuhan ekonomi pada 2020 diprediksi hanya mencapai 4,9%.

Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (4/1/2020). Antara Foto/Aprillio Akbar.

Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2020 akan terkoreksi sebesar 0,11% hingga 0,3% karena penyebaran coronavirus di sejumlah negara di dunia. Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan, dengan demikian pertumbuhan ekonomi pada 2020 hanya mencapai 4,9%, atau di bawah target sebesar 5,3%.

Susiwijono menuturkan saat ini pemerintah tengah melakukan simulasi untuk melihat dampak dari penyebaran coronavirus tersebut kepada perekonomian.

"Di simulasi kemarin kita masih pakai data minggu petama. Tapi ternyata case-nya eksponensial. Kami sedang menghitung kembali, Bapak Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto) sudah sampaikan angka dampaknya bisa sampai 0,3%. Kalau dari target kita masih berani bilang 5,0%. Tapi kalau hitungannya dari realisasi 2019 yang hanya 5,02%. Kalau dikurangi 0,3% tinggal 4,9%," katanya di Hotel Milenium, Jakarta, Rabu (12/2).

Susi menjelaskan dampak coronavirus dapat memukul berbagai sektor perekonomian di tanah air. Sektor yang pertama terdampak adalah pariwisata karena terbatasnya pergerakan orang dari China.

Dia mengatakan, pada winter season selama Oktober 2019 hingga Maret 2020 diperkirakan akan ada kehilangan penumpang pesawat sebanyak 2,2 juta dari China. Penumpang ini tidak hanya yang berstatus sebagai wisatawan mancanegara (wisman) namun juga tenaga kerja asing profesional.