Covid-19 dan akhir perjalanan GoLife

Pandemi hanya mempercepat penutupan layanan GoLife di tengah turunnya permintaan dan persaingan yang ketat.

Aplikasi layanan GoLife. Alinea.id/Satriani.

Perusahaan decacorn Gojek terpaksa tunduk di tengah pagebluk Covid-19. Plaform penyedia layanan on demand itu akhirnya memutuskan untuk menutup layanan jasa GoLife akibat penurunan permintaan.

Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo mengatakan pandemi global mengubah perilaku masyarakat yang kini lebih mengedepankan jaga jarak atau physical distancing. Aplikasi GoLife, yang menawarkan layanan pijat atau GoMassage dan jasa bebersih profesional yakni GoClean disebut tak bisa mengedepankan physical distancing.

"Layanan GoMassage dan GoClean terpaksa dihentikan di tengah pandemi ini, " ujar Kevin dan Andre dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (24/6).

GoLife merupakan aplikasi dari Gojek yang fokus sebagai penyedia jasa terkait gaya hidup. Semula, GoLife menjadi satu dengan aplikasi Gojek, namun kemudian berpisah dan berdiri sendiri di awal tahun 2017. 

Pada awal keberadaannya, layanan dalam GoLife cukup komplet. Selain GoMassage dan GoClean, platform ini juga menjajakan layanan lain seperti GoAuto dan GoGlam. Sayangnya, bisnis Golife tak berjalan mulus. Akhir tahun lalu, Gojek mengumumkan rencana penutupan sebagian besar layanannya dan hanya mempertahankan GoMassage dan GoClean dalam aplikasi GoLife. Saat itu, Gojek beralasan kontribusi kedua layanan itu mencapai hampir 90% dari total order di dalam ekosistem GoLife.