Crossborder disebut tingkatkan UMKM lokal

Crossborder disebut sebagai pendorong bagi UMKM untuk mencapai kemakmuran dalam pertumbuhan ekonomi digital.

Ilustrasi belanja online. Foto Pixabay.

Crossborder disebut sebagai pendorong bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mencapai kemakmuran dalam pertumbuhan ekonomi digital. Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, Christin Djuarto mengatakan perdagangan itu  memberikan pelaku UMKM kesempatan memperluas peluang pasar dan mengembangkan kualitas produk-produknya. 

Sebagai informasi, crossborder merupakan perdagangan berbasis elektronik atau e-commerce dengan layanan pengiriman tujuan ke luar negeri dan sebaliknya.

"Saat ini, kami memiliki lebih dari 20 juta produk UMKM yang terdaftar dalam Program Ekspor Shopee dan bisa dibeli di berbagai negara seperti Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin," ujar Christin, di sela-sela pembukaan ASEAN Online Sale Day (AOSD). AOSD direncanakan berlangsung hingga 22 Agustus 2023 di Semarang. 

Tak hanya menguntungkan pelaku UMKM, menurutnya, crossborder juga dapat meningkatkan perekonomian daerah yang akan terimbas positif sejalan dengan peningkatan penjualan produk UMKM. 

Sebelumnya Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyebut kontribusi ekspor dari UMKM masih sangat rendah. Angkanya hanya 15,65% atau di bawah negara lain seperti Korea Selatan yang sebesar 19,7%, Malaysia 17,3%, dan Thailand sebesar 28,7%. Padahal, UMKM menyumbang lebih dari 90% lapangan kerja dan hampir 60% dari produk domestik bruto (PDB).