CSIS: Harus ada perubahan regulasi mengenai energi bersih

Bila dibandingkan dengan isu ekonomi dan sosial, isu lingkungan hidup kurang dianggap penting oleh masyarakat.

Head of the Department of Economics, Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri. Foto Antara/dokumentasi

Kepedulian masyarakat Indonesia akan isu lingkungan hidup masih belum begitu tinggi, dibandingkan dengan isu sosial dan ekonomi. Rendahnya kepedulian ini dikhawatirkan akan membuat listrik energi baru terbarukan (EBT) tidak terserap.  

Head of the Department of Economics, Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan, pihaknya pernah melakukan survei selama pemilu pada 2019 kepada 2.000 penduduk Indonesia. Dari hasil survei tersebut terungkap, bila dibandingkan dengan isu ekonomi dan sosial, isu lingkungan hidup kurang dianggap penting oleh masyarakat.

"Ini mungkin tidak terlalu mencerminkan sebenarnya. Tetapi ini menunjukkan, kalau masyarakat dibebankan pilihan, apakah ingin ekonomi atau lingkungan hidup, maka akan mengorbankan lingkungan hidup," kata Yose, Kamis (28/1).

Menurut Yose, dengan konsep kepedulian lingkungan hidup di masyarakat yang belum terbangun, akan sulit untuk mengembangkan energi bersih.

Makanya harus ada perubahan dalam regulasi mengenai energi bersih ini. Apalagi, saat ini harga EBT cenderung lebih mahal dibandingkan dengan energi biasa.