Dampak besar risiko resesi global akan hantui Indonesia pada 2023

Jika resesi berlanjut, sektor ekonomi domestik dalam negeri pada 2024 juga akan terpengaruh.

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Alinea.id/Bagus Priyo

Kepala Riset Makroekonomi Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina, menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tetap tumbuh positif meski mengalami perlambatan. Ini terjadi, menurutnya, karena perekonomian global bakal mengalami resesi.

Dian melanjutkan, ekonomi Indonesia hingga akhir 2022 diprediksi tumbuh di level kisaran 5,17% secara tahunan. Sementara itu, pada 2023 akan tumbuh di kisaran 5,04%.

Dia juga menjelaskan, kondisi global pada paruh kedua 2022 sudah mengalami resesi. Ini ditandai dengan adanya pertumbuhan ekonomi global yang rendah, permintaan dari negara-negara maju makin menurun, harga komoditas rendah, dan pembalikan modal (capital reverse).

"Sedangkan di tahun depan, risiko resesi global yang akan kita hadapi dampaknya akan lebih besar ke Indonesia," jelas Dian dalam paparannya di diskusi daring, Rabu (21/9).

Menurutnya, ekspor akan melambat, sektor komoditas tertekan, dan terjadinya depresiasi rupiah akibat resesi global pada perekonomian Indonesia tahun depan. Pertumbuhan ekonomi juga menjadi sedikit lebih lambat, ketidakpastian ekonomi lebih tinggi, dan kepercayaan konsumen lebih rendah.