Dampak coronavirus, stok bahan baku manufaktur habis pada Maret

Sekitar 74% dari impor yang masuk ke Indonesia berupa bahan baku untuk kebutuhan industri.

Dari kiri ke kanan: Ketua Satgas Omnibus Law Rosan P. Roeslani, Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja Haiyani Rumondang, Direktur Keberatan Banding dan Peraturan (KBP) Ditjen Bea Cukai, Rahmat Subagio, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman, dan Direktur Utama PT Pelindo IV Persero Farid Padang dalam diskusi Omnibus Law dan Transformasi Percepatan Ekonomi di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (24/2/2020). Alinea.id/Nanda Aria.

Pemerintah memprediksi ketersediaan bahan baku untuk kebutuhan industri akan habis pada Maret 2020. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan hal ini disebabkan terganggunya impor dari China karena penyebaran coronavirus.

“Sebagian besar atau 74% dari impor yang masuk ke Indonesia berupa bahan baku untuk kebutuhan industri. Sekarang masih ada stok cadangan inventori, tapi siklusnya 1-2 bulan, pertengahan Maret akan terasa," katanya di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (24/2).

Dia menjelaskan eskalasi lebih luas dari coronavirus mulai terjadi sejak akhir Januari 2020 dan akan terasa dalam dua bulan ke depan. Bahkan, sektor pariwisata sudah terdampak langsung sejak ditutupnya penerbangan dari dan ke Tiongkok pada 5 Februari.

"Masalahnya akan berpengaruh ke semua lalu lintas orang dan barang. Lalu lintas orang sudah setop per 5 Februari kemarin. Enggak ada wisatawan dari China (masuk)," ujarnya.

Untuk itu, kata Susi, pemerintah harus mengantisipasi dampak lanjutan coronavirus terhadap sektor perdagangan dan industri. Sebab, perlambatan pada sektor ini akan cepat menggerus pertumbuhan ekonomi Indonesia.