Desifit transaksi berjalan persulit penguatan rupiah

Diperparah dengan adanya tekanan global yang menyebabkan hampir semua nilai tukar mata uang negara di dunia melemah, termasuk Rupiah. 

Karyawan menghitung mata uang Dollar AS di gerai jasa penukaran uang asing di Jakarta, Senin (13/8)./Antara Foto

Bank Indonesia mengungkapkan Rupiah mengalami kesulitan kembali menguat terhadap US$. Ini karena Indonesia sedang mengalami defisit transaksi berjalan (CAD).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah, menjelaskan, sulitnya rupiah kembali menguat karena adanya CAD. Juga diperparah dengan adanya tekanan global yang menyebabkan hampir semua nilai tukar mata uang negara di dunia melemah, termasuk Rupiah. 

"Rupiah mungkin sekarang mengalami pelemahan hingga 7%. India sekitar 9%. Banyak negara lain yang melemah hingga 20%," ujar Nanang saat  ditemui di kantornya, Senin (20/8). 

Oleh sebab itu, BI juga melakukan intervensi untuk menjaga agar depresiasi Rupiah terjadi secara perlahan. Tidak serta merta anjlok terhadap US$ yang membuat orang panik. Intervensi dilakukan menggunakan cadangan devisa. 

"Jadi apabila melemah, prosesnya pelan. Perlahan, gradual. Jangan tiba-tiba melonjak tajam," jelas Nanang.