Dharma Polimetal siap IPO, harga per saham dikisaran Rp500-Rp620

Keputusan perseroan melakukan go public, antara lain untuk melakukan ekspansi bisnis.

Suasana pabrik perseroan. Foto istimewa

PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA), perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur komponen otomotif untuk sepeda motor dan mobil optimis memanfaatkan momentum kebangkitan industri otomotif di akhir 2021 ini, untuk menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Hal ini setelah Dharma memperoleh surat izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tertanggal 18 November 2021. 

Presiden Komisaris Dharma Hadi Kasim mengatakan, pencapaian ini merupakan tonggak sejarah yang sangat penting bagi Dharma Group. Momen ini akan menjadi pondasi yang kokoh bagi pertumbuhan usaha Dharma Group selanjutnya, dalam memajukan industri komponen manufaktur otomotif yang berbasis teknologi dengan sumber daya manusia unggul

Keputusan melakukan go public, merupakan langkah yang strategis dan relevan bagi perkembangan bisnis dan usaha perusahaan. Apalagi didukung oleh bangkitnya sektor otomotif nasional di tahun ini. Hal ini dilihat dari melonjaknya penjualan mobil nasional yang mendapat support oleh relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dari pemerintah dan banyaknya model-model baru yang dikeluarkan oleh ATPM serta arus mobilitas ekonomi yang berangsur pulih.

Dharma Group adalah salah satu produsen komponen otomotif baik sepeda motor dan mobil di Indonesia. Dalam perjalanannya, perseroan telah berhasil menjadi supplier OEM di Indonesia. Perseroan akan berfokus pada peningkatan kapasitas produksi produk komponen otomotif roda empat, seiring dengan prospek rata-rata pertumbuhan produk yang terus meningkat dengan bertumbuh nya PDB di masa yang akan datang. Selain itu, perseroan juga telah merambah pada produk-produk yang dijual langsung ke masyarakat seperti kendaraan roda tiga dan sepeda.

Dalam prospektus ringkas yang diterbitkan Dharma beberapa hari lalu, diketahui, perseroan disebutkan akan menawarkan sebanyak-banyaknya sebesar 705.882.300 lembar saham baru yang merupakan saham biasa atas nama. Angka itu setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham dengan nilai nominal Rp100 setiap saham.