CORE: Diversifikasi lembaga penyaluran stimulus UMKM diperlukan

Pelaku usaha mikro di Indonesia sebagian besar masih belum familiar dengan perbankan.

Komite Penangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah menyiapkan anggaran bantuan uang tunai bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar Rp28,8 triliun. Ilustrasi/Alinea.id

Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memandang, penyaluran stimulus UMKM dalam program PEN untuk menangkal dampak ekonomi dari pandemi ini masih terlalu konservatif.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, stimulus yang diberikan dalam bentuk restrukturisasi kredit, subsidi bunga, dan penjaminan modal kerja, masih terlalu terfokus pada aspek pembiayaan melalui institusi perbankan.

"Padahal, sebagian besar UMKM, khususnya usaha skala mikro yang jumlahnya mencapai 98% dari total jumlah unit usaha di Indonesia, umumnya masih belum menjangkau bank," ujar Faisal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/8).

Pelaku usaha mikro di Indonesia sebagian besar masih belum familiar dengan perbankan dan umumnya belum memiliki kapasitas untuk memenuhi persyaratan memperoleh kredit yang diajukan oleh bank, seperti persyaratan agunan, dan dokumentasi pembukuan yang lengkap.

Jika stimulus untuk UMKM masih terlalu fokus pada pembiayaan melalui institusi perbankan, kata Faisal, maka sebagian besar pelaku UMKM di Indonesia tidak akan dapat menerima manfaat dari stimulus tersebut.