Dua mata pisau teknologi digital jasa keuangan

Perkembangan teknologi digital jasa keuangan kian pesat saat pandemi namun angka kejahatan siber juga meningkat signifikan.

Ilustrasi Alinea.id/Debbie.

Hilda Nurhalida (44) tak ambil pusing saat ada pesan singkat nyasar masuk ke ponselnya. Berisi aksara Thailand dan angka-angka, SMS itu tak digubrisnya. Selang beberapa waktu, ia menerima pesan WhatsApp dari orang yang mengaku sebagai kasir sebuah mini market.

"Dia bilang mohon maaf saya salah kirim ke nomer anda, tolong forward SMS itu ya bu," kisah Hilda saat berbincang dengan Alinea.id, Senin (18/10).

Ibu dua anak ini mengaku tidak mempunyai kecurigaan sama sekali dan langsung meneruskan pesan SMS yang disebutkan sebagai voucher game itu. Di tengah kesibukannya mengurus rumah, Hilda pun tak sadar bahwa penerusan kode yang sebenarnya one time password (OTP) itu telah membuat akun WA-nya diretas.

Pelaku peretasan langsung bergerilya mengirim pesan ke kontak-kontak yang ada di akun WA-nya. Isi pesannya, meminjam uang untuk keperluan darurat dan akan segera diganti dalam waktu dekat. Lucunya, hacker juga mengirim pesan kepada suami Hilda yang berada di kantor. Saat itulah, ia baru menyadari WA-nya telah diretas. Ia pun tak bisa mengakses WA di ponselnya.

Dibantu sang suami, Hilda langsung menyebarkan pesan bahwa WA-nya telah di hack sehingga tidak ada kerabatnya yang menjadi korban penipuan. Beruntung, akun WA-nya bisa dipulihkan dalam hitungan hari.