Dua tahun food estate: Menambah pundi pendapatan petani

Di tahun ketiga, food estate telah berimbas positif bagi peningkatan pendapatan petani.

Ilustrasi Alinea.id/Debbie Alyuwandira.

Sebagai seorang petani, Hartoyo tentu mengidamkan lahan sawah yang produktif. Dengan begitu, taraf kesejahteraannya akan semakin terkerek naik bersamaan dengan hasil panen yang melimpah.

Namun, menjadi petani ternyata bukan hanya memikirkan soal tanam dan panen semata. Petani di era modern ini pun harus menjemput bola agar hasil panennya dapat terserap habis dan pada akhirnya memberikan keuntungan materi.

Ia pun menaruh harapan besar pada program food estate atau lumbung pangan yang diluncurkan pemerintah pertama kalinya pada akhir 2020 lalu di Kalimantan Tengah, tempatnya mengadu nasib. Memasuki tahun ketiga, program di bawah kendali Kementerian Pertanian ini sedikit banyak telah mempengaruhi mata pencahariannya sebagai petani.

"Setelah food estate, alhamdulillah ada kemajuan terutama di bantuan alsintan (alat dan mesin pertanian), produksi juga alhamdulillah naik," tutur Hartoyo saat webinar "Dua Tahun Food Estate: Apa Saja Pencapaiannya?" yang digelar Alinea.id, Selasa (23/8).

Ia memaparkan terdapat perubahan positif bagi petani di kawasan food estate pertama itu. Terutama dalam hal penjualan hasil panen komoditas padi berbagai varietas termasuk hibrida yang ditanam para petani di atas 100 hektare lahan. Selain karena infrastruktur jalan yang sudah terbangun, hasil panen juga cepat terserap karena pasar yang sudah pasti.