Ekonom Indef: Penghapusan Premium rawan gesekan

Rencana pencabutan Premium dan Pertalite sangat berat, karena ini tidak populis.

Foto ilustrasi pixabay

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali mewacanakan rencana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) RON 88 atau Premium. Penghapusan Premium merupakan wacana lama yang tidak kunjung terealisasi.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mengatakan, rencana pencabutan Premium dan Pertalite sangat berat, karena ini tidak populis, bahkan rawan gejolak sosial dan politik.

Menurut Abra kondisi tersebut menjadi penyebab rencana penghapusan Premium ini tidak kunjung terealisasi. Dia menyebut, belum ada yang berani pasang badan dalam merealisasikan penghapusan Premium ini.

"Rawan gejolak sosial politik salah satu alasan utama. Karena gak ada yang berani pasang badan untuk menyatakan bahwa pencabutan Premium dan Pertalite urgen dan penting," paparnya kepada Alinea.id, Jumat (24/12).

Penghapusan Premium yang berpotensi menimbulkan gejolak, membuat banyak pihak yang hanya lempar batu tetapi tidak pasang badan. Untuk itu, menurutnya dalam menerapkan ini kuncinya ada di presiden, bukan di Direksi Pertamiina ataupun Kementerian ESDM.