Bappenas: Ekonomi sirkular berpotensi tambah PDB hingga Rp642 triliun

Implementasi konsep ekonomi sirkular di lima sektor juga dapat menciptakan sekitar 4,4 juta lapangan kerja baru hingga 2030.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Foto Antara/AstridFaidlatulHabibah

Kementerian PPN/Bappenas bersama UNDP Indonesia serta didukung Pemerintah Kerajaan Denmark meluncurkan laporan The Economic, Social and Environmental Benefits of A Circular Economy in Indonesia.

Laporan tersebut memaparkan hasil studi potensi ekonomi sirkular di Indonesia. Penerapan ekonomi sirkular pada lima sektor industri berpotensi menghasilkan tambahan Produk Domestik Bruto (PDB) secara keseluruhan pada kisaran Rp593 triliun hingga Rp642 triliun.

Studi tersebut fokus pada lima sektor utama Indonesia, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil, perdagangan grosir dan eceran (fokus pada kemasan plastik), konstruksi, serta elektronik. 

“Implementasi ekonomi sirkular diharapkan dapat menjadi salah satu kebijakan strategis dan terobosan untuk membangun kembali Indonesia yang lebih tangguh pasca-Covid-19, melalui penciptaan lapangan pekerjaan hijau (green jobs) dan peningkatan efisiensi proses dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam keterangan tertulis, Senin (25/1).

Suharso memproyeksikan penerapan model ekonomi sirkular ini juga dapat menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Indonesia yang cukup signifikan dan dapat membantu Indonesia mencapai target penurunan emisi.