Eksistensi kartu kredit di tengah menjamurnya paylater

Perubahan perilaku konsumen mempengaruhi pertumbuhan penggunaan kartu kredit di tanah air.

Ilustrasi Alinea.id/Aisya Kurnia.

Niaga-el atau dikenal e-commerce tumbuh kian pesat di tanah air. Menjamurnya pasar digital ini membuat keberadaan kartu kredit kian terancam. Bagaimana tidak, pertumbuhan transaksi di platform daring itu diikuti pula oleh kenaikan pembayaran masyarakat melalui sistem pembayaran bayar nanti atau paylater

Apalagi, saat ini hampir semua e-commerce memiliki paylater-nya sendiri. Sebut saja Shopee dengan SPayLater, Tokopedia dengan Tokopedia Paylater, Blibli dengan Blibli Paylater, dan masih banyak lagi. Selain e-commerce, layanan paylater disediakan pula oleh perusahaan-perusahaan teknologi finansial (tekfin) atau fintech (financial technology) penyedia kredit -seperti Kredivo, Homecredit-, hingga superApp, seperti Gojek dan Grab.

Dengan demikian, tak heran jika transaksi layanan beli sekarang bayar nanti terus meningkat dari hari ke hari.  Berdasarkan hasil riset Kredivo, 98% merchant di Indonesia sudah terhubung dengan layanan pembayaran digital. Lalu, separuh di antara mereka sudah mulai menerima opsi pembayaran via pembiayaan digital secara langsung, termasuk paylater, dari platform point of sales (POS) atau kasir digital yang mereka gunakan.

Survei Kredivo juga mencatat 90% pengguna e-commerce sudah memiliki awareness soal paylater. Sementara 27% dari responden sudah aktif menggunakan paylater, dan separuh di antara mereka mengaku bakal meningkatkan penggunaan paylater di masa mendatang.