Walau transisi energi, eksplorasi dan eksploitasi migas bakal lanjut terus

Tidak hanya Indonesia, secara dunia pun, hampir semua masih tergantung dengan fosil.

Ketua Komisi VI DPR RI Sugeng Suparwoto saat mengisi acara Forum Transisi Energi, Kamis (22/12). Alinea.id/Erlinda PW.

Ketergantungan Indonesia terhadap energi bersumber fosil masih sangat tinggi. Ini diakui oleh Ketua Komisi VI DPR RI Sugeng Suparwoto saat mengisi acara Forum Transisi Energi, Kamis (22/12).

Indonesia sendiri telah menetapkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Namun, Sugeng menyampaikan presentase bauran energi di Indonesia pada 2025 baru terdiri dari 23% energi baru terbarukan (EBT), minyak 25%, dan batu bara 30%.

“Bauran energi EBT kita di tahun 2050 baru 31%. Artinya sisanya masih diisi oleh fosil. Berarti kan di tahun 2050 pun betapa memang betul fosil masih tetap jadi dominan,” ujar Sugeng dalma penjelasannya, ditulis Jumat (23/12).

Bukan hanya Indonesia, menurut Sugeng, secara global dunia pun masih bergantung dengan fosil. Ini terlihat dari produksi minyak yang dihasilkan OPEC+ dalam sehari masih di kisaran 100 juta barel per hari.

“Saat ini fosil masih menjadi urat nadi utama bagi Indonesia. Maka yang mau kita tekankan adalah emisinya, jadi bukan bahkan muskil meninggalkan migas. Justru migas harus tetap dieksplorasi dan dieksploitasi sebanyak-banyaknya, hanya saja kemanfaatannya tidak jadi lagi energi primer langsung,” tutur Sugeng.