Ekspor Indonesia tumbuh melambat, November 2022 hanya tumbuh 5,58% yoy

Perlambatan pertumbuhan ini disebabkan turunnya nilai ekspor migas secara tahunan yang menurun 15,23% (yoy).

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah dalam pres rilis BRS oleh BPS, Kamis (15/12). (tangkapan layar Youtube BPS)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekspor secara tahunan atau year on year (yoy) mengalami perlambatan sejak Juli 2021. Pada November 2022, pertumbuhan ekspor terjadi hanya 5,58% (yoy) atau naik dari US$22,85 miliar pada November 2021 dan sekarang jadi US$24,12 miliar.

“Pertumbuhan ekspor secara tahunan ini sebesar  5,58% (yoy) ini menjadi pertumbuhan yang terendah sejak November 2020,” ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah dalam pres rilis BRS oleh BPS, Kamis (15/12).

Perlambatan pertumbuhan ini disebabkan turunnya nilai ekspor migas secara tahunan yang menurun 15,23% (yoy) dari US$1,34 miliar menjadi US$1,14 miliar. Meski demikian, sektor non migas masih bertumbuh 6,88% (yoy) dari US$21,51 miliar jadi US$22,99 miliar.

Masih tumbuhnya sektor non migas ini berkat nilai ekspor pada tambang dan lainnya yang meningkat 22,21% (yoy) dan industri pengolahan naik 2,57% (yoy), namun terbebani dengan penurunan ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 2,20% (yoy).

Jika dilihat secara kumulatif tahunan, total nilai ekspor periode Januari – November 2022 naik 28,16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu dari US$209,25 miliar naik jadi US$268,18 miliar. Kenaikan ini terjadi di sektor migas dan non migas yang masing-masing naik 30,31% dan 28,04.