Faisal Basri: Pemahaman Menko Airlangga soal resesi nol besar

Pemerintah sebaiknya mengubah fokus dari menghindari resesi pada kuartal III-2020, menjadi membenahi virus hingga September 2020

Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri, usai Seminar Nasional Kajian Tengah Tahun Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Selasa (16/7/2019). Alinea.id/dokumentasi

Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri menyebutkan, pemahaman Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengenai resesi nol besar.

Penilaian Faisal tersebut lantaran Airlangga menyebut apabila pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 minus namun angkanya lebih kecil dari kontraksi di kuartal sebelumnya, maka negara itu tidak mengalami resesi.

"Kata Menko Airlangga kalau triwulan III-2020 minus 5 itu tidak resesi karena minusnya turun. Ngeri enggak pak? Komandan ekonominya tidak mengerti resesi itu apa," kata Faisal dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (31/8).

Airlangga Hartarto menjelaskan, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia minus di kuartal III 2020 dengan angka minus lebih kecil dari kontraksi kuartal sebelumnya, maka tidak akan ada resesi. 

"Indonesia di kuartal II-2020 pertumbuhan ekonominya -5,3 persen. Secara teori masuk ke arena resesi kalau pertumbuhan ekonomi 2 kuartal berturut-turut semakin turun. Tapi kalau ada perbaikan dari -5,3 persen ke angka lebih rendah, itu technically bukan resesi,” kata Airlangga di Jakarta, Minggu (30/8) kemarin.