Food Estate berisiko picu konflik dan marginalisasi masyarakat adat

Kawasan yang masuk dalam area Food Estate disebut beririsan langsung dengan hutan adat.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Yayasan Madani Berkelanjutan mengungkapkan program Food Estate yang dicanangkan pemerintah berpotensi menciptakan konflik dan memarginalisasi masyarakat adat.

Manajer Pengelolaan Pengetahuan Yayasan Madani Berkelanjutan Anggalia Putri mengatakan kawasan yang masuk dalam area Food Estate atau Area of Interest (AOI) tersebut beririsan langsung dengan hutan adat.

Tak hanya itu, area AOI tersebut juga tumpang tindih dengan wilayah adat, area yang dialokasikan untuk reforma agraria (TORA), dan juga area yang dialokasikan untuk perhutanan sosial. 

"Tanpa ada pengakuan dan perlindungan legal-formal, tumpang tindih ini berpotensi menimbulkan konflik dan memarjinalkan masyarakat adat lebih jauh lagi,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (3/3).

Selain itu, program Food Estate tersebut dinilai dapat memperburuk krisis iklim dengan meningkatkan risiko deforestasi, pengeringan gambut, serta kebakaran hutan dan lahan.