Kerugian Garuda Indonesia capai Rp5,5 triliun di kuartal I-2021

Kerugian ini melonjak 328,4%, dari rugi bersih Rp120,16 juta di tahun 2020.

Ilustrasi. Dokumentasi Garuda Indonesia.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mencatatkan penurunan kinerja di kuartal I-2021. Tercatat, pendapatan Garuda Indonesia turun menjadi US$353 juta atau Rp5,10 triliun (kurs JISDOR Rp14.462/US$) di kuartal I-2021. Pendapatan tersebut turun 54,03% dari US$768,12 juta di kuartal I-2020.

Lesunya pendapatan emiten maskapai pelat merah ini diakibatkan dari menurunnya penerbangan berjadwal 57,49% menjadi US$278 juta, dari US$654 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara, penerbangan tidak berjadwal Garuda Indonesia tercatat melonjak 328,4% menjadi US$22,78 juta, dari US$5,31 juta secara tahunan.

Dalam laporan keuangan perseroan yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (31/7), Garuda Indonesia mencatatkan lonjakan kerugian bersih 219,86% menjadi US$384,34 juta atau setara Rp5,55 triliun, dari rugi bersih US$120,16 juta secara tahunan.

Adapun total aset emiten berkode saham GIAA ini tercatat sebesar US$10,578 miliar per 31 Maret 2021, turun dari US$10,789 miliar di akhir tahun 2020.