Gasifikasi batu bara berpotensi pangkas subsidi elpiji

Proses gasifikasi adalah mengubah batu bara menjadi dimethyl ether (DME) yang fungsinya menjadi substitusi LPG.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Foto tangkapan layar YouTube Universitas Muhammadiyah Malang.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong gasifikasi batu bara guna memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Proses gasifikasi adalah mengubah batu bara menjadi dimethyl ether (DME) yang fungsinya menjadi substitusi liquified petroleum gas (LPG) alias elpiji. 

"Kalau kita hanya mengekspor bahan bakunya saja, sama seperti zaman Belanda. Oleh karena itu, batu bara harus digasifikasi di Indonesia. Batu bara kalau digasifikasi bisa menjadi DME, pengganti elpiji yang hari ini harganya naik 78%," ujar Erick, di sela-sela talkshow Transformasi Digital: Menakar Kebijakan Pemerintah dalam Mempersiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing Global, di Universitas Muhammadiyah Malang, yang disaksikan secara daring, Sabtu (15/1). 

Menurut Erick, tingginya harga elpiji lantaran saat ini Indonesia masih impor. Indonesia tidak memproduksi gas dari perut bumi sendiri. Dus, gasifikasi akan mengurangi ketergantungan pada impor energi. 

Selain itu, ujarnya, gasifikasi juga bakal menghemat uang negara dan meningkatkan perekonomian nasional. 

"Kini subsidi elpiji Rp70 triliun. Bayangkan kalau nilai tersebut dibagikan ke masyarakat untuk program. Berapa besar manfaatnya?" ujarnya.