Gaya hidup berubah, mal di Jakarta semakin sepi

Perubahan gaya hidup konsumen membuat mal di Jakarta dan sekitarnya semakin sepi bahkan hingga ditutup.

Perubahan gaya hidup konsumen membuat mal di Jakarta dan sekitarnya semakin sepi bahkan hingga ditutup. / Pixabay

Perubahan gaya hidup konsumen membuat mal di Jakarta dan sekitarnya semakin sepi bahkan hingga ditutup.

Penutupan beberapa pusat perbelanjaan akibat dari kinerja penjualan di sektor ritel yang menurun, masih menyisakan tekanan bagi industri ritel hingga kuartal III-2019.

Riset dari Colliers International menunjukkan tingkat okupansi ritel di Jakarta menunjukkan tren penurunan sebesar 1,1% Quarter-on-Quarter (QoQ), menjadi 80,2% pada kuartal III-2019.

Senior Associate Director Colliers Indonesia Ferry Salanto, mengatakan pusat perbelanjaan untuk kalangan menengah-atas akan mendorong kinerja industri retail di Jakarta dengan tingkat okupansi yang relatif stabil di atas 90%.

"Sementara kinerja okupansi pusat perbelanjaan untuk kelas menengah dan kelas bawah mengalami penurunan masing-masing 2% QoQ. Saat ini tercatat tingkat okupansi masing-masing pusat perbelanjaan tersebut berada di angka 76,6% dan 69,7%," tutur Ferry di Jakarta, Rabu (9/10).