Rugi Goodyear terimbas harga bahan baku

Sepanjang 2017 terjadi ketidakstabilan harga bahan baku yang menciptakan hambatan signifikan pada hasil produksi.

ilustrasi/shutterstock

Produsen ban, PT Goodyear Indonesia Tbk mencatat pendapatan sebesar US$161,26 juta sepanjang 2017. Bagi Goodyear tahun lalu dinilai penuh tantangan karena volatilitas harga bahan baku. 

Selain itu, tekanan persaingan yang sangat ketat dan ketidakstabilan harga di pasar ban juga membuat bisnis Goodyear tertekan. Presiden Direktur Goodyear Loi Siew Kee mengatakan, tahun lalu terjadi ketidakstabilan harga bahan baku yang menciptakan hambatan signifikan pada hasil produksi. Sehingga perusahaan dengan kode GDYR ini mencatat kerugian bersih sebesar US$ 894.214.

Meski begitu, neraca keuangan GDYR masih terbilang kuat. Sebab, utang perusahaan telah diminimalkan dan laba ditahan tetap positif. 

Sebagai informasi, penjualan bersih Goodyear sepanjang tahun 2017 sebesar US$ 161,26 juta atau mengalami kenaikan sebesar 3,93% dibandingkan 2016 sebesar US$ 155,17 juta. Kenaikan penjualan terdorong kenaikan harga jual akibat kenaikan harga pasar bahan baku sepanjang tahun 2017.

Hanya saja, beban pokok penjualan dan laba kotor beban pokok penjualan selama 2017 naik hingga 6,41% menjadi US$ 146,07 juta dibandingkan periode tahun 2016. Kenaikan tersebut disebabkan harga pasar bahan baku dan upah tenaga kerja. Walhasil, laba kotor  2017 menjadi sebesar US$ 15,18 juta turun 15,14% dibandingkan tahun 2016 sebesar US$17,89 juta.