GoTo bisa ubah peta persaingan industri digital Indonesia, hambat pemain baru?

GoTo, merger Tokopedia dan Gojek, tak selamanya berbuah manis.

Ilustrasi. Foto hasil tangkapan layar Youtube Tokopedia.

Dua perusahaan teknologi besar Indonesia, Gojek dan Tokopedia, baru saja mengumumkan kesepakatan merger menjadi GoTo. Tercatat, dengan merger ini, Grup GoTo akan memiliki total Gross Transaction Value (GTV) lebih dari US$22 miliar pada 2020, dengan lebih dari 1,8 miliar transaksi pada 2020.

Memandang aksi merger ini, Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menuturkan, merger antara dua raksasa teknologi Indonesia ini menjadi momen bersejarah integrasi yang bersifat horizontal.

"Integrasinya sifatnya horizontal dan ini jadi momentum meningkatkan pangsa pasar (market share) dari Tokopedia dan Gojek secara signifikan," ujar Bhima kepada Alinea.id, Selasa (18/5).

Bhima mengungkapkan dirinya memiliki beberapa catatan mengenai integrasi ini. Menurutnya integrasi ini dilakukan kedua perusahaan untuk meningkatkan valuasi sebelum melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Dus, ketika terjadi pelepasan saham ke publik, maka pendanaan dari publik akan semakin besar.

Sebagaimana diketahui, kedua perusahaan ini santer dikabarkan akan melantai di pasar modal dua tahun belakangan ini. Sebelum resmi melakukan merger, beberapa kabar skema IPO kedua perusahaan sempat mencuat ke publik.