Gotong royong agar UMKM melenggang di pasar internasional

Target 500K UMKM ekspor harus didukung oleh beberapa stakeholder terkait.

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

Pemerintah telah meluncurkan Program 500K Eksportir Baru bersamaan dengan dibukanya Sekolah Ekspor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Ekonomi Kreatif. Targetnya, ada penambahan setengah juta eksportir baru UMKM hingga 2030.

UMKM go global ini diharapkan berhasil on-boarding di marketplace internasional. Eksportir-eksportir baru itu juga diharapkan akan mampu masuk ke jaringan peritel dan pusat perbelanjaan internasional. Mereka bahkan diharapkan bisa ekspor secara berkelanjutan.

Wakil Ketua Umum Kamar dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan sekaligus Ketua Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno mengatakan, program ini menyasar para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang telah mampu melakukan ekspor namun belum tahu caranya. 

Calon eksportir akan diberikan pelatihan rutin secara luring dan daring oleh seluruh stakeholder terkait. Ini dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan Kadin daerah dan asosiasi-asosiasi pengusaha sektoral. Sebut saja Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Asosiasi e-Commerce Indonesia (IdEA), hingga Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI).

Para pelaku UMKM diharapkan akan memiliki pengetahuan tentang ekspor, sebelum bisa memasarkan produknya ke pasar global. “Mereka (UMKM) itu sudah mampu sebenernya untuk nembus pasar internasional. Cuma kita mau meng-grooming yang belum mampu nembus. Jadi kita ingin menambah ekspor,” katanya kepada Alinea.id, Senin (22/2).