Penerapan harga gas murah, dampak ke industri harus dievaluasi

Harga gas murah ini berdampak pada penurunan penerimaan negara hingga US$1,2 miliar.

Pri Agung Rakhmanto. Foto www.reforminer.com


Sebanyak tujuh sektor industri menikmati harga gas murah US$ 6 per Million British Thermal Unit (MMBTU) sejak 2020. Harga gas murah ini berdampak pada penurunan penerimaan negara hingga US$1,2 miliar.

Ahli Ekonomi Energi dan Perminyakan Universitas Trisakti dan juga pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, yang perlu dilihat dari penerapan harga gas murah ini tidak hanya pada penerimaan negara, tetapi juga seberapa besar dampak peningkatan daya saing industri.

"Jadi sekarang yang perlu dilihat bukan hanya di sisi turunnya penerimaan negara, karena memang sudah dikalkukasi seperti itu," ungkapnya kepada Alinea.id, Rabu (19/1).

Menurutnya evaluasi perlu dilakukan secara menyeluruh dari pelaksanaan kebijakan ini. Bagaimana kinerja industri tersebut secara individu masing-masing perusahaan, bagaimana dengan volume serapan gas.

"Dan bagaimana dengan perkembangan industri secara sektoralnya, apakah ada peningkatan nilai tambah dan berdampak pada pertumbuhan sektor industri dan ekonomi secara keseluruhan atau seperti apa," jelasnya.