Harga rumah mewah kian murah

Harga properti di kawasan kepala dan buntut naga menunjukkan tren penurunan hingga 50%.

Empat tahun lalu, tepatnya 2016, situs pencarian properti daring Rumah123.com merilis kajian soal potensi ketidakmampuan generasi milenial untuk membeli rumah dalam 5 tahun mendatang. Saat ini, kurang dari 1 tahun lagi hasil kajian itu akan dapat membuktikan hipotesanya.

Dalam kajian ini, Rumah123.com bekerja sama dengan Karir.com menyajikan data bagaimana perbandingan pertumbuhan gaji milenial dan kenaikan harga jual properti setiap tahun. Asumsinya saat itu, gaji rerata generasi milenial adalah Rp6 juta per bulan. Sementara untuk mencicil rumah di Jakarta dengan harga termurah (Rp300 juta) dibutuhkan pendapatan setidaknya Rp7,5 juta per bulan.

Di sisi lain, kenaikan harga rumah rerata per tahun minimal 20%, sedangkan pertumbuhan gaji milenial hanya 10% per tahun. Dengan estimasi dari kajian empiris tersebut, disimpulkan bahwa rumah seharga Rp300 juta pada 2016 diperkirakan akan naik menjadi Rp750 juta pada 2021.

Sementara kenaikan gaji milenial pada 2021 hanya di kisaran Rp12 juta. Padahal untuk membeli rumah seharga Rp750 juta, dibutuhkan minimal cicilan Rp5,6 juta per bulan. Sedangkan kemampuan daya cicil milenial dengan gaji Rp12 juta maksimal hanya Rp4 juta per bulan atau 30% dari penghasilan.

Walau begitu, tingginya kenaikan harga properti yang berbanding terbalik dengan kemampuan daya beli masyarakat itu sejatinya bukan merupakan isu baru. Sebab memang pada kenyataannya, harga properti akan selalu naik setiap tahunnya. Untuk itulah ada kajian Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) setiap tiga bulan sekali.