Hary Tanoe sebut pelemahan rupiah berbeda dengan krisis 1998

Konglomerat yang juga Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menyebut pelemahan rupiah saat ini berbeda dengan krisis 1998.

Hary Tanoe menilai, kondisi ekonomi Indonesia saat ini tidak bisa disamakan dengan dengan krisis moneter yang terjadi pada 1998. / Facebook

Konglomerat yang juga Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menyebut pelemahan rupiah saat ini berbeda dengan krisis 1998.

Hary Tanoe menilai, kondisi ekonomi Indonesia saat ini tidak bisa disamakan dengan dengan krisis moneter yang terjadi pada 1998.

"Kalau krisis 1998 itu overshoot dari kursnya Rp2.400 lompat sampai ke belasan ribu, kemudian stabil balik lagi ke equilibrium. Dulu orang panik beli dolar dan sebagainya, makanya kursnya naiknya tidak wajar, sedangkan sekarang pelan tapi pasti dan ini harus cepat direm," ujarnya melalui akun Youtube Hary Tanoesoedibjo, Kamis (6/9).

Hary mengatakan pelemahan rupiah juga dipengaruhi dari beberapa faktor. "Ada unsur luar negeri juga, ada faktor fundamental dan psikologis. Tapi yakinlah, kalau ekonomi kita kuat, penanganannya tepat sasaran dan cepat, kita tidak akan seperti sekarang," ujarnya.

Psikologi pasar, lanjutnya, harus ditenangkan dengan solusi konkret yang bisa meyakinkan pasar. Di sisi lain, harus ada langkah-langkah jangka pendek, menengah dan panjang.