Holding Ultramikro hanya untungkan BRI?

Holding Ultramikro dinilai tak sama seperti konsep awal.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyatakan rencana Holding Ultramikro yang berjalan saat ini tak seperti yang dikonsepkan sejak awal. Enny menilai kerangka holding yang berlaku saat ini hanya menguntungkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI).

“Ini bukan Holding Ultramikro. Ini akuisisi (oleh) BRI,” ujarnya kepada awak media, Jumat (18/6).  

Enny bilang, kerangka holding saat ini sangat menguntungkan BRI, alih-alih memberi manfaat bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pasalnya, kerangka Holding Ultramikro yang berlaku saat ini hanya tertuju pada proses pengalihan kepemilikan saham PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) atau akuisisi kepada BRI.

“Setelah membaca prospektus yang dipublikasikan BRI, konsep yang dinarasikan dengan yang dijalankan saat ini berbeda. Konsep awalnya Holding Ultramikro untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi antar BUMN (Badan Usaha Milik Negara) demi memperkuat UMKM. Saat ini, malah untuk kepentingan BRI saja. Ini tentu akuisisi, bukan holding,” tegasnya.

Awalnya, lanjut Enny, konsep Holding Ultramikro ini didorong untuk mengisi kemampuan pembiayaan yang dimiliki BRI kepada segmen pembiayaan UMKM atau ultramikro yang dipunyai Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Gap kemampuan agenda pembiayaan antar BUMN tersebut diyakini akan memberi manfaat bagi perluasan akses dan penguatan UMKM.