IHSG dan Rupiah menguat dipicu devisa dan hasil pemilu AS

Faktor internal dan eksternal pengaruhi sentimen penguatan IHSG dan Rupiah.

Aktivitas pekerja di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (12/10). IHSG ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan pada level 5.756,49 atau naik 0,94 persen (53,67 poin). ANTARA FOTO

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis (8/11) berpotensi menguat. Diprediksi laju IHSG bergerak di kisaran 5,904-5,961. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus.

Menurutnya, faktor penguatan IHSG karena adanya sentimen penguatan nilai tukar rupiah dan publikasi Bank Indonesia (BI) terkait posisi cadangan devisa Indonesia pada Oktober 2018 yang mencapai US$ 115,2 miliar.

Cadangan tersebut meningkat dibandingkan pada akhir September 2018 sebesar US$ 114,8 miliar. Hal ini tentunya akan mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi dalam negeri sekaligus menjadi sentimen positif bagi pasar. 

Sementara faktor eksternal, hasil pemilu paruh waktu di Amerika Serikat turut mempengaruhi di mana Partai Demokrat merebut parlemen sementara dari Partai Republik yang sebelumnya menguasai Senat. 

“Keberhasilan Partai Demokrat menguasai parlemen tentunya tidak menyenangkan bagi Partai Republik yang merupakan partai pengusung Trump. Atas kemenangan itu, Partai Demokrat dapat memulai penyelidikan terhadap pemerintahan dan urusan bisnis Trump,” kata Nico dalam risetnya pada Kamis (8/11).