SPHP jadi senjata kendalikan harga beras, begini implementasinya

Maino juga mengungkapkan, sejak 2019 hingga 2022, beras menjadi penyumbang inflasi.

SPHP jadi senjata kendalikan harga beras, begini implementasinya. Foto freepik

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) melakukan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras. Program ini telah ditetapkan melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 01 Tahun 2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan Stabilisasi Pasokan dan Harga Beras di Tingkat Konsumen. SPHP ini akan berlangsung sepanjang tahun 2023.

Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) Maino Dwi Hartono menyampaikan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan NFA dengan Badan Pusat Statistik (BPS) di akhir 2022, ditemukan estimasi stok beras nasional yang ada di masyarakat sampai saat ini sekitar 4,064 juta ton.

“Di 2023 kita prediksi, produksi sangat sementara untuk gabah kering giling (GKG) sekitar 55,405 juta ton atau setara dengan 31,919 juta ton beras,” ujar Maino dalam Alinea Forum bertajuk “Efektivitas SPHP Sebagai Stabilisator Pasokan dan Harga”, Jumat (3/3).

Maino juga mengungkapkan, sejak 2019 hingga 2022, beras menjadi penyumbang inflasi. Namun pada 2019, inflasi dari beras hanya terjadi pada tiga bulan yaitu Agustus sampai Oktober. Sedangkan di 2022, sumbangan beras terhadap inflasi terjadi lebih lama, sejak Juli hingga saat ini yang baru menunjukkan kecenderungan melandai.

“Ini menjadi pengalaman kita di 2022, kita harus antisipasi upaya-upaya stabilisasi dengan SPHP. Seiring berjalannya waktu, kita akan evaluasi setiap bulan apa yang jadi kendala di lapangan,” tutur Maino.