Indosat dan XL berdarah-darah akibat rugi triliunan rupiah

Kinerja emiten telekomunikasi swasta mencatatkan kerugian sepanjang 2018. Perusahaan harus memutar strategi agar kerugian mampu diatasi.

Emiten telekomunikasi swasta PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) menderita kerugian hingga triliunan rupiah pada 2018. / kolase

Kinerja emiten telekomunikasi swasta mencatatkan kerugian sepanjang 2018. Salah satu penyebabnya adalah kebijakan yang membatasi orang dengan satu Nomor Induk Kependudukan (NIK) e-KTP hanya boleh memiliki tiga kartu SIM.

Group Head Corporate Communication PT XL Axiata Tbk. Tri Wahyuningsih mengatakan, kerugian yang dibukukan oleh emiten berkode EXCL ini disebabkan oleh beban biaya penyusutan yang dipercepat.

"Beban penyusutan yang dimaksud adalah biaya penyusutan yang dipercepat di kuartal IV-2018 sehubungan dengan pengurangan penggunaan jaringan 2G terutama yang telah dimatikan, dibongkar dan usang atau tidak lagi digunakan," kata Tri saat dihubungi Alinea.id, Kamis (7/3).

Menurutnya, akselerasi depresiasi ini murni merupakan penghapusbukuan akuntansi, sebagai hasil dari masa manfaat yang lebih pendek, dan merupakan item non-tunai yang tidak akan mempengaruhi kelangsungan bisnis atau kemampuan untuk melunasi utang. 

Selain itu, penghematan biaya dari listrik yang lebih rendah dan sewa serta pengurangan biaya penyusutan akan meningkatkan laba bersih XL Axiata di masa depan.