Geliat industri mobil listrik, dari investasi hingga kurangi emisi gas

Bentuk industri hilirisasi yang sedang gencar dilakukan pemerintah ialah industri baterai kendaraan listrik dan produksi mobil listrik.

Pengunjung mengamati mobil listrik Twizy yang dipajang pada pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di ICE-BSD, Tangerang, Banten, Sabtu (27/7/2019). Antara Foto.

Komitmen Indonesia pada Conference of Parties  (COP) dan teratifikasinya Paris Agreement di 2016 untuk menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26% di 2030 dengan usaha sendiri mendorong pemerintah untuk memulai industri hilir.

Menilik realisasi investasi pada 2021, Indonesia berhasil mencapai nilai investasi sebesar Rp900 triliun dan tahun ini ditargetkan mencapai Rp1200 triliun.

Deputi Bidang Perencanaan dan Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indra Darmawan, menilai salah satu bentuk industri hilirisasi yang sedang gencar dilakukan pemerintah ialah industri baterai kendaraan listrik dan produksi mobil listrik. Keduanya diharap mampu menjadi lokomotif terealisasinya investasi nasional juga dalam upaya penurunan GRK.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), saat ini ada sekitar 16.000 mobil listrik di Tanah Air. Terbaru, sejak tiga bulan lalu Indonesia sudah memiliki kendaraan umum listrik pertamanya.

“Kita enggak pakai lama, sejak tiga bulan lalu kita sudah memiliki transportasi umum berbasis listrik pertama yang beroperasi di Jakarta. Ini pertama di kawasan Asia Tenggara,” jelas Indra dalam pemaparannya di webinar bertajuk “Ambisi Indonesia Kebangkitan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik” yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Kementerian Investasi – BKPM, Rabu (29/6).