Industri MRO diprediksi capai US$2,2 miliar

Maskapai dunia mengeluarkan dana sebesar US$ 72,81 miliar untuk melakukan perawatan pesawat di 2016.

Pekerja memeriksa komponen pesawat NC212i di Hanggar Fixed Wing PT Dirgantara Indonesia (PTDI), di Bandung, Jawa Barat, Senin (15/1)/ANTARAFOTO

Industri Aircraft Modification, Repair, dan Overhaul (MRO) Indonesia diprediksi mencapai US$2,2 miliar di 2025 atau naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang sebesar US$970 juta dolar. Potensi pertumbuhan itu menghitung pasar perawatan pesawat di dunia yang diperkirakan terus meningkat. 

"Industri MRO Indonesia semakin kompetitif. Saat ini sudah mampu menyediakan berbagai jasa perawatan pesawat, antara lain airframe, instrument, engine, radio, emergency equipment, dan line maintenance," ujar Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto seperti dilansir dari Antara. 

Harjanto menyebutkan, pada 2016, maskapai dunia mengeluarkan dana sebesar US$ 72,81 miliar untuk melakukan perawatan pesawat. Dari nilai tersebut, Amerika Utara menjadi penyumbang terbesar yang mencapai US$21,2 miliar, diikuti Eropa sekitar US$20,7 miliar dan Asia Pasifik US$13,3 miliar.

Di tahun 2025, pasar perawatan pesawat di dunia diperkirakan terus meningkat dengan pertumbuhan 3,9% sehingga menjadi US$106,54 miliar.  "Asia Pasifik akan mengalami pertumbuhan terbesar, yakni 5,8% dibanding Amerika Utara 0,9% dan Eropa 2,35%," paparnya.

Di sisi lain, perusahaan MRO di Eropa dan Amerika Utara mulai fokus menggarap industri berteknologi tinggi dan padat modal. Sedangkan untuk jasa perawatan pesawat yang tergolong padat karya, bakal diserahkan kepada pihak lain.