Inflasi terkendali, BKF laporkan Indeks Manufaktur Indonesia terus ekspansif dan menguat

Tak hanya Indonesia, penguatan PMI di bulan Agustus tahun ini juga dirasakan oleh sejumlah negara ASEAN.

Ilustrasi aktivitas pabrik. Foto Pixabay

Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang merupakan indeks gabungan dari lima indikator utama, yaitu pesanan, tingkat persediaan, produksi, pengiriman, dan tenaga kerja mengalami kenaikan menjadi 51,7 di bulan Agustus 2022. Sedangkan di bulan Juli terpantau ada di level 51,3, sehingga level bulan Agustus menjadi level tertinggi PMI selama empat bulan terakhir. Inilah yang menunjukkan sektor manufaktur Indonesia kembali berekspansi dan terus menguat.

“Pertumbuhan ini didorong baik oleh peningkatan permintaan baru maupun peningkatan output. Selain itu, tekanan inflasi yang terkendali juga memiliki andil dalam ekspansi sektor manufaktur,” tutur Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam keterangannya, Jumat (2/9).

Melihat hal ini, Febrio mengatakan pemerintah akan terus berupaya untuk menjaga momentum inflasi yang terkendali, sehingga sektor manufaktur tetap mampu menopang pemulihan ekonomi yang terus berlanjut di tengah ketidakpastian global saat ini.

Tak hanya Indonesia, penguatan PMI di bulan Agustus tahun ini juga dirasakan oleh sejumlah negara ASEAN. Negara tersebut antara lain, Thailand yang alami kenaikan menjadi 53,7 setelah sebelumnya di bulan Juli ada di 52,4, kemudian Filipina berada di level 51,2 yang pada Juli PMI nya berada di posisi 50,8.

Meski demikian, ada juga beberapa negara yang mengalami kontraksi PMI, di antaranya Malaysia dari 50,6 di bulan Juli turun menjadi 50,3 di bulan Agustus, berikutnya Jepang yang turun dari 52,1 menjadi 51,5, dan Korea Selatan mengalami kontraksi cukup besar dari 49,8 di bulan Juli turun jadi 47,6 pada Agustus 2022.