Perlu inovatif untuk peroleh pembiayaan infrastruktur

Indonesia masih perlu terus menggali paradigma baru dalam pendanaan infrastruktur. 

Sejumlah pekerja menggunakan alat berat di proyek Tol Pekanbaru-Dumai area seksi 2 di Kabupaten Siak, Riau, Rabu (19/9)./AntaraFoto

Pemerintah menargetkan  membangun berbagai macam infrastruktur dari 2015 hingga 2019. Oleh karena itu, pemerintah harus menemukan skema dan sumber yang inovatif untuk melengkapi pembiayaan konservatif dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengutarakan, Indonesia masih perlu terus menggali paradigma baru dalam pendanaan infrastruktur. 

"Forum yang diinisiasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FKP3K) ini diharapkan dapat memberi solusi,” ujar Darmin saat memberikan sambutan kunci dalam  acara Indonesia Investment Forum (IIF) di Bali, seperti dikutip dalam siaran resminya, Selasa (9/10). 

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, telah disusun dan salah satunya difokuskan pada akselerasi infrastruktur. 

Pada RPJMN tersebut, pemerintah menargetkan membangun berbagai macam infrastruktur seperti 1.800 km jalan tol, 2.159 km kereta api antar kota, 24 pelabuhan baru, 15 bandara baru, dan 35.000 MW pembangkit listrik.