Investor anyar berharap cuan dari pasar saham

Semasa pandemi, jumlah investor ritel naik menjadi 3,27 juta per September 2020.

Ilustrasi. Alinea.id/Firgie Saputra.

Ada hikmah di balik musibah. Mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi bursa saham di Indonesia kala pandemi. Meski sempat merosot di bawah level 4.000, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini perlahan merangkak naik. Pada Selasa, 24 Maret lalu, IHSG mengalami kejatuhan terdalam di level 3.937,63, jauh dari posisi saat pembukaan awal tahun di level 6.283,58.

Di tengah pandemi yang tak seorang pun tahu kapan akan berakhir, IHSG memiliki harapan baru. Indeks terus bergerak naik secara perlahan, meninggalkan level 4.000. Pada penutupan perdagangan Senin (26/10), IHSG berada pada zona hijau di level 5.144,05, naik 31,86 poin (0,62%) dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.

Meskipun sepanjang September kemarin, IHSG juga kembali jatuh 368 poin atau 7,03% ke level 4.870 dibandingkan Agustus 2020. 

Di tengah situasi yang tak menentu, pasar modal juga semakin diminati oleh masyarakat untuk berinvestasi. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor ritel meningkat dari 2,5 juta SID (Single Investor Identification) pada 2019 menjadi 3,27 juta SID per September 2020. 

Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan jumlah SID akan mencapai 3,5 juta pada 2020. Potensi peningkatan masih sangat lebar mengingat jumlah investor dalam negeri masih sebesar 1,3% dari total penduduk Indonesia.