Investor diimbau cermat dalam merespons data ekonomi

Saham penggerak positif pekan ini yaitu, sektor ritel, pertambangan, perkebunan, kertas dan konstruksi

Seorang karyawan melihat pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI Jakarta, Rabu (20/6)./AntaraFoto

Investor diharapkan lebih cermat dalam merespons data ekonomi domestik dan luar negeri. Ini karena pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sangat dipengaruhi data-data tersebut.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan respons pelaku pasar sudah terlihat sejak US Dollar Index menembus 95,1, atau level tertinggi dalam 11 bulan terakhir.

Ketidakpastian perang dagang juga menjadi sentimen negatif terutama bagi negara Asia. Imbasnya bukan saja pada ekspor tapi juga ancaman PHK disektor penghasil bahan baku hingga barang penolong (intermediaires goods). 

"Selain capital outflow, investor asing maupun domestik mulai berekspektasi terkait realisasi data ekonomi yang akan dirilis. Lesunya ekspor dan kenaikan impor barang konsumsi jelang Lebaran serta bengkaknya impor minyak membuat neraca perdagangan menjadi tidak sehat," ujarnya kepada Alinea, Sabtu (23/6).

Kendati begitu, sinyal positif pemulihan ekonomi masih ada. Salah satunya ekspektasi laporan penjualan ritel selama Ramadan dan Lebaran yang diprediksi naik di atas 10%, atau lebih baik dari Lebaran tahun sebelumnya. Kepercayaan kelas menengah atas untuk kembali belanja meningkat, seiring dengan membaiknya indeks kepercayaan konsumen dan indeks penjualan riil Bank Indonesia (BI).