Jamu, warisan tradisional yang kian populer di masa pagebluk

Industri jamu skala kecil maupun besar mengalami lonjakan permintaan di masa pandemi.

Ilustrasi Alinea.id/MT. Fadillah.

Jamu, dikenal sebagai minuman kuno ala jaman dahulu. Namun kini, racikan dari bahan alami ini mulai mendapatkan popularitasnya kembali. Seiring dengan masuknya virus SARS-CoV-2 ke Indonesia, jamu pun ikut naik daun. 

Naiknya popularitas ramuan tradisional ini terlihat jelas dari kian menggeliatnya bisnis jamu herbal milik para pengusaha, baik yang ada di tingkat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) hingga bisnis jamu dan herbal kawakan.

Salah satu pelaku UMKM jamu yang mendapat untung selama pagebluk ialah Niken Agustin (32). Pemilik usaha ‘Ngombe Jamu’ ini mengaku berjualan jamu sejak tiga tahun lalu. Namun, pihaknya baru merasakan untung besar-besaran di sepanjang tahun 2020 hingga saat ini. Dia bilang, keuntungannya bisa mencapai tiga hingga lima kali lipat dari biasanya.

“Sebelum pandemi juga sudah untung, banyak yang beli. Tapi pas pandemi bisa untung berkali-kali lipat,” ujar dia, kepada Alinea.id melalui sambungan telepon, Rabu (8/9) lalu.

Menurut Niken, naiknya permintaan jamu selama pandemi disebabkan oleh semakin banyaknya masyarakat yang kian sadar akan pentingnya menjaga kesehatan diri dan keluarganya. Dengan kondisi tersebut, jamu pun lantas menjadi alternatif bagi sebagian orang yang tidak ingin terus-menerus mengonsumsi obat-obatan kimia.