Jokowi paksa Indonesia setop impor dan mulai ekspor produk hasil hilirisasi

Jokowi tak ingin uang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperoleh dari rakyat justru habis untuk memborong produk impor.

Ilustrasi mesin. Foto Pixabay

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, saat ini Indonesia harus hati-hati dalam pengelolaan moneter dan fiskal. Pasalnya, kondisi global saat ini tidak pasti karena adanya volatilitas sejumlah harga pangan dan energi, ditambah perang Rusia-Ukraina yang masih belum selesai. Jokowi juga mengingatkan ihwal adanya bencana alam akibat perubahan iklim.

“Setelah perang Rusia Ukraina, pertumbuhan ekonomi kita tahu di tahun 2023 yang sebelumnya diperkirakan 3%, terakhir sudah diperkirakan jatuh ke angka 2,2%. Inilah yang sering disampaikan, membayar harga dari sebuah perang yang harganya sangat mahal sekali,” jelas Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di Pembukaan Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10).

Di tengah ketidakpastian tersebut, Jokowi juga tak henti mengajak seluruh elemen pemerintahan dan masyarakat untuk mulai memanfaatkan sumber daya alam negeri sendiri dengan meningkatkan nilai tambah. Hal ini dinilai penting karena bisa menambah devisa negara dan mendorong produk lokal terus berinovasi agar bisa bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional.

Jokowi tak ingin uang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperoleh dari rakyat justru habis untuk memborong produk impor. “APBN itu belinya barang impor atau barang kita sendiri, sih? Pemda itu belinya barang impor atau produk dalam negeri? Swasta-swasta kita belum masuk ke sana. Setelah kita urus, lho, lho, lho, kok banyak beli barang impor,” tutur Jokowi yang keheranan.  

“Ini uang APBN APBD yang kita kumpulkan dari pajak, dari royalti, dari pihak ekspor, dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) bersusah payah kita kumpulkan, terkumpul, kemudian kita belanjakan belanjanya produk-produk impor. Benar? Ndak , sama sekali enggak benar,” ucapnya.