BI rate naik 50 bps, Kadin: Pelaku usaha kecil dan menengah yang paling terdampak

Namun Anggana berharap agar ke depannya BI bisa mengambil kebijakan dengan lebih berkoordinasi dengan dunia usaha.

Wakil Ketua Komite Tetap Kebijakan Fiskal dan Publik Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anggana Buwana dalam diskusi tentang dampak kenaikan 50 bps BI7DRR, Jumat (23/9). (Alinea.id/Erlinda PW)

Wakil Ketua Komite Tetap Kebijakan Fiskal dan Publik Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anggana Buwana menyampaikan kondisi pelaku usaha di Indonesia saat ini sudah cukup membaik. Meski demikian, ia meminta agar Bank Indonesia (BI) yang kemarin baru saja menaikkan suku bunganya sebanyak 50 bps menjadi 4,25% agar melakukan kenaikan secara bertahap.

“Kalau bisa secara bertahap kenaikannya, karena dunia usaha kita baru saja pulih aktivitasnya. Sudah cukup bergeliat dunia usaha, tapi rantai pasok global juga belum sepenuhnya pulih,” jelas Anggana dalam diskusi daring tentang dampak kenaikan 50 bps BI7DRR, Jumat (23/9).

Anggana mengakui, keputusan BI untuk menaikkan suku bunga menjadi cukup agresif adalah upaya untuk menahan laju pelemahan rupiah. Terlebih The Fed juga baru saja menaikkan suku bunga acuannya 75 bps. Maka tak heran jika BI pun ikut mengerek suku bunga acuan, hal serupa juga dilakukan sejumlah bank-bank sentral di beberapa negara seperti Swedia, Norwegia, dan Inggris.

Namun Anggana berharap agar ke depannya BI bisa mengambil kebijakan dengan lebih berkoordinasi dengan dunia usaha.

“Kita menerima kebijakan ini memang dengan cukup berbesar hati, namun ke depannya kebijakan ke depan juga harus lebih prediktif dan juga lebih berkoordinasi dengan dunia usaha agar kita juga dapat mempersiapkan secara teknis internal dan juga mengkoordinasikan rencana ekspansi atau investasi para pelaku usaha di tanah air,” tuturnya.