Kadin perkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 minus 6%

Dikarenakan masih lambatnya realisasi stimulasi penanganan Covid-19.

Sejumlah warga beraktivitas di pinggir Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Minggu (19/4/2020). Foto Antara/Sigid Kurniawan/aww.

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia memperkirakan kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 mencapai -4% hingga -6%. Dikarenakan masih lambatnya realisasi stimulasi penanganan Covid-19.

“Penyerapan diberbagai bidang seperti kesehatan baru 1,54%, perlindungan sosial di 28,63%, insentif usaha 6,8%, UMKM 0,06%, korporasi 0% dan sektoral pada 3,65%. Ini akan membuat tekanan terhadap pemulihan kesehatan, jejaring pengamanan sosial dan perekonomian menjadi lebih berat," kata Ketua Umum Kadin, Rosan P Roeslani, dalam keterangan resmi, Kamis (2/7).

Lambannya implementasi stimulus tersebut akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III kembali mengalami kontraksi negatif, sehingga secara teknikal Indonesia akan masuk dalam fase resesi ekonomi.

Dari sisi perdagangan, misalnya, surplus yang tercapai di April dan Mei 2020, dikarenakan adanya penurunan impor -18,6% year on year (yoy) di April dan -42.2% (yoy) di Mei, yang lebih tinggi dibandingkan penurunan ekspor -7% (yoy) di April dan -28.95% (yoy) di Mei.

Turunnya impor, akan berdampak kepada penurunan produksi barang dan mengganggu konsumsi domestik masyarakat, dan efek simultannya memengaruhi ekspor sejumlah barang. Pasalnya 70% dari impor Indonesia adalah untuk bahan baku/penolong kebutuhan industri.