Kapolri beberkan penyebab gas dan minyak defisit, salah satunya perang Rusia-Ukraina

Tak hanya itu, ditemukan fakta bahwa terjadinya peningkatan terhadap kebutuhan solar bersubsidi.

Ilustrasi perang Rusia-Ukraina. Foto Daily Sabah

Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, menggelar rapat bersama Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/4).

Dalam kesempatan itu, Sigit mengatakan, perang invasi Rusia ke Ukraina juga menjadi salah satu faktor berkurangnya ketersediaan minyak dan gas dunia, termasuk Indonesia. 

"Indonesia sampai saat ini, khususnya di ASEAN, masih ada di nomor dua terendah karena kita masih menahan harga. Sehingga, harga tetap ada di kondisi yang sama. Sebagai contoh adalah solar. Dan juga ada yang dinaikkan, namun sebenarnya masih disubsidi," ujarnya.

Tak hanya itu, ditemukan fakta bahwa terjadinya peningkatan terhadap kebutuhan solar bersubsidi. Menurutnya, ini diakibatkan adanya fenomena kenaikan terhadap tren produktivitas komoditas industri jenis tertentu. 

Berdasarkan data ketersediaan, mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan, solar bersubsidi dalam keadaan aman dan terjamin untuk masyarakat. Hanya kebutuhan untuk industri yang mengalami penurunan. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi istilah kelangkaan.