Kemendag sebut konflik Natuna tak ganggu perdagangan Indonesia-China

Perdagangan tetap berjalan sesuai prosedur, norma, dan kesepakatan.

Kapal kargo berbendera asing memuat bungkil inti sawit di Kota Dumai, Riau, Senin (6/1)/Foto: Antara

Ketegangan yang terjadi di Laut Natuna antara Indonesia dan China dinilai tidak akan mengganggu kepentingan perdagangan antara dua negara.
Sementara, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari Januari-November 2019, neraca perdagangan Indonesia-China mengalami defisit hingga US$16,96 miliar.

"Saya pikir jelas, kalau ada pelanggaran ditindak. Kalau perdagangan ya jalan begitu saja," kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga cdi Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (7/1).

Menurut Jerry, perdagangan merupakan sesuatu yang harus dijalankan sesuai dengan prosedur, norma, dan kesepakatan.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga tak khawatir konflik di Laut Natuna akan mengganggu perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang beranggotakan negara ASEAN, China, Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Korea Selatan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan tidak ada tawar-menawar mengenai kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terutama yang terkait teritorial negara di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).