Kenaikan tarif ojek daring berpotensi mengurangi pengguna

Kenaikan tarif berpotensi untuk menggerus permintaan ojek daring karena akan ada konsumen yang enggan menggunakan ojek daring kembali.

Sejumlah pengemudi ojek online melintas di kawasan Paledang, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/1)./AntaraFoto

Hasil riset Research Institute of Economic Development (RISED) mengemukakan, kenaikan tarif ojek daring berpotensi mengurangi pengguna sehingga akan meningkatkan penggunaan kendaraan pribadi kembali.

"Kenaikan tarif ojek 'online' (daring) mendorong konsumen kembali menggunakan kendaraan pribadi, sehingga meng-disinsentif penggunaan transportasi publik," kata Ketua Tim Peneliti RISED Rumayya Batubara dalam jumpa pers paparan hasil riset di Jakarta, Senin (11/2).

Hal tersebut karena kenaikan tarif berpotensi untuk menggerus permintaan ojek daring karena akan ada konsumen yang enggan menggunakan ojek daring kembali.

Bila memang demikian adanya, maka ke depannya juga akan mendorong kembali konsumen untuk beralih dari menggunakan ojek daring, kembali menggunakan kendaraan pribadi.

Rumayya yang juga merupakan Ekonom dari Universitas Airlangga itu juga mengatakan, konsumen sangat sensitif terhadap segala kemungkinan peningkatan tarif, yang terlihat dalam hasil survei. "Kenaikan tarif ojek online berpotensi menurunkan permintaan konsumen hingga 71,12%," kata Rumayya.