Minta menteri tak PHP, Ketua DPD RI: Katanya dapat pembiayaan, ternyata pinjaman!

Salah satu contoh adalah program JETP (Just Energy Transition Partnership) yang dibanggakan sebagai hasil gemilang pertemuan G20 di Bali.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti. Antara Jatim/HO-FA

Banyaknya kenyataan yang berbeda dengan informasi yang disampaikan sejumlah menteri kabinet, membuat Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti perlu mengingatkan. Karena rakyat dan bangsa ini seperti terkena PHP alias harapan palsu.  

Salah satu contoh adalah program JETP (Just Energy Transition Partnership) yang dibanggakan sebagai hasil gemilang pertemuan G20 di Bali. Ternyata faktanya makin redup dan berbeda kenyataan dengan informasi yang disampaikan saat itu. 

“Saat itu dikatakan, Indonesia berhasil memperoleh pembiayaan US$20 miliar. Untuk percepatan program transisi energi hijau. Disampaikan ketika itu, US$10 miliar bantuan hibah, dan US$10 miliar sisanya pinjaman lunak. Kita sudah senang saat mendengar itu,” ujar LaNyalla dalam keterangannya, Jumat (21/7). 

Tetapi faktanya, lanjut LaNyalla, US$20 miliar itu ternyata semua pinjaman. Yang US$10 miliar pinjaman keras dengan bunga komersial dari sindikasi perbankan dunia. Sedangkan US$10 miliar sisanya pinjaman lunak dari negara G7 plus. Itu pun tetap dengan bunga. Meskipun lebih rendah dari bunga komersial dan dengan tenor yang lebih panjang.  

“Yang murni bantuan hibah hanya US$160 juta, atau hanya 0,8% dari total pinjaman US$20 miliar. Itu pun peruntukannya untuk studi kelayakan investasi. Sehingga bank-bank dan negara pemberi pinjaman yakin, bahwa pinjamannya akan terbayar,” urai LaNyalla.