Konsumsi RT dan investasi jadi penyebab minusnya pertumbuhan ekonomi

Konsumsi rumah tangga, misalnya, yang berkontribusi terhadap PDB sebesar 56,9% masih mengalami kontraksi sebesar 2,3%.

Ilustrasi. Pixabay

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih mengalami kontraksi sebesar 0,74% (yoy). Hal ini dipicu oleh kontraksi konsumsi rumah tangga dan juga Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).

Padahal, kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto, dua komponen pengeluaran ini berkontribusi sangat besar terhadap pembentuk produk domestik bruto (PDB), yaitu sebesar 88,9%.

Konsumsi rumah tangga, misalnya, yang berkontribusi terhadap PDB sebesar 56,9% masih mengalami kontraksi sebesar 2,3%, sedangkan PMTB yang kontribusinya 32% mengalami kontraksi 0,23%.

"Jadi, apa yang terjadi pada dua komponen ini, akan punya pengaruh sangat luar biasa pada pertumbuhan ekonomi," katanya dalam keterangan pers virtual, Rabu (5/5).

Adapun, komponen pengeluaran yang mencatatkan posisi menggembirakan adalah konsumsi pemerintah yang tumbuh sebesar 2,96% (yoy), ekspor sebesar 6,74% (yoy), dan impor sebesar 5,27% (yoy).