Koperasi Desa Ekspor: Kisah sukses jadi pelopor eksportir vanili dalam negeri

Pengembangan budidaya dan pasar vanili sangat menjanjikan karena kebutuhan dunia cukup besar bahkan bisa mencapai 8.000 hingga 10.000 ton.

Petugas karatina pertanian Kupang melintas di antara jemuran vanili yang dijemur oleh para petani di Alor. ANTARA/Ho-Karantina pertanian Kupang.

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan, aktif membantu promosi produk vanili petani ke luar negeri, salah satunya melalui Pameran ODICOFF pada November 2021. Tak hanya vanili, pada pameran tersebut juga terdapat banyak produk alam Indonesia lainnya seperti kopi, teh, kakao, kelapa, dan rempah-rempah.

Founder dan Direktur Koperasi Desa Ekspor Indonesia Mahdalena bercerita, dirinya kini sukses mengembangkan vanili dan berhasil terbantu Kementan untuk mengekspor vanili.

“Vanili kami telah diekspor ke Jepang sejak November 2021 hingga sekarang, walaupun kuantitas masih sekitar 30 hingga 50 kilogram (kg) per bulan, tetapi kami sangat mengapresiasi dan senang sekali dibantu promosi oleh Kementan melalui Ditjen Perkebunan,” tutur Mahdalena dikutip dari ceritanya, Jumat (23/9).

Mahdalena juga mengaku, ada beberapa sampel produk vanili yang turut di bawa ke Maroko, Denmark, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Serbia, Belanda, dan lainnya hingga berhasil terjual sekitar 8 kg vanilla beans saat itu.

“Selama ini produk vanili yang kami pasarkan dalam bentuk polong kering, namun saat ini kami sedang mengembangkan produk turunan seperti tepung, ekstrak, dan pasta vanili skala home made. Siap dipasarkan pertengahan Oktober 2022, dan saat ini sudah ada pemesanan 500 botol per bulan atau per item di pasar lokal,” imbuh Mahdalena.