Koperasi, digemari dunia tetapi di Indonesia dikerdilkan

Gerakan koperasi di Indonesia mungkin masih dianggap remeh temeh, tidak lebih dari usaha kecil. 

Ilustrasi. dinkopukm.lubuklinggaukota.go.id

Direktur Eksekutif Nusantara Center Yudhie Haryono mengatakan, Indonesia menjadi gersang terhadap ide dan gagasan Hatta, karena mengalami defisit agensi koperasi. Hal ini disebabkan kurangnya pembelajaran koperasi di sektor pendidikan. 

“Itu karena umumnya memang tidak menjadi mata kuliah dasar wajib di pendidikan formal, informal dan nonformal. Ketika kurikulum absen, ketika kurikulum minus maka tidak ada tradisi. Mendiskusikan gagasan Hatta di Indonesia seperti mendiskusikan sesuatu yang ada tetapi tidak ada, tidak ada tetapi ada,” ucap Yudhie Haryono dalam diskusi publik Memperingati Milad Bung Hatta Peluang dan Tantangan Koperasi di Masa Pandemi, Selasa, (31/8).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua akses dan CEO INKUR Federation Suroto mengatakan, gerakan koperasi di Indonesia mungkin masih dianggap remeh temeh, tidak lebih dari usaha kecil. 

“Koperasi ini sebenarnya sudah digemari oleh seluruh bangsa di dunia, tetapi minus di Indonesia dikerdilkan tetapi di negara lain itu sangat besar. Banyak di Indonesia yang mungkin tidak tahu bahwa koperasi ini modular canggih yang digemari satu miliar rakyat dunia dan naik signifikan ketika krisis,” ujar Suroto.

Suroto mencontohkan, jika kita bisa mengoperasikan PLN saja, orang akan tahu manfaat koperasi dan apabila dimiliki negara dalam model BUMN atau state owned enterprise. Jadi orang tidak usah diajari kalau bisa membuktikan PLN bisa dikoperasikan dan manfaatnya apa.