Kredit macet BRI naik, ada utang Duniatex dan Krakatau Steel

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatat kenaikan non performing loan (NPL) pada kuartal III-2019.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan angka kredit macet atau non performing loan (NPL) sebesar 3,08% pada kuartal III-2019. Alinea.id/Annisa Saumi

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan angka kredit macet atau non performing loan (NPL) sebesar 3,08% pada kuartal III-2019, atau naik dari periode yang sama tahun sebelumnya 2,5%.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan NPL tertinggi ada di segmen korporasi. Menurut dia, BRI melihat ada beberapa sektor industri manufaktur yang menghadapi masalah bisnis seperti industri semen dan tekstil. 

Untuk mengantisipasi kredit macet dari dua sektor tersebut, BRI telah mencadangkan coverage sebesar 60%. Sementara, untuk kredit macet di industri semen dan Duniatex, BRI telah mencadangkan dana hingga 100%.

"Kami berani mengeluarkan biaya cadangan untuk meng-cover risiko. Apabila nanti restrukturisasi berhasil dan risiko tidak terjadi, maka akan memperkuat laba kita di waktu mendatang," tuturnya.

Sunarso juga mengungkapkan pihaknya mencatat beberapa perusahaan besar dan pelat merah masih memiliki utang ke BRI, seperti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. dan Duniatex Group. 
Dari data Debtwire yang diakses Alinea.id pada Kamis (24/10), Duniatex berutang melalui anak usahanya, PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) 1,433 triliun ke BRI.