Nilai tukar perlu turun agar harga tiket pesawat tak tinggi

Pemerintah tidak bisa memaksa maskapai penerbangan menurunkan tarif di tengah kondisi kebutuhan operasional terus meningkat.

Aktivitas maskapai penerbangan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. /Antara Foto

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan pemerintah harus bisa menurunkan nilai tukar rupiah terhadal dolar AS menjadi Rp12.000 agar harga tiket pesawat tidak terlalu tinggi. Menurutnya, pemerintah tidak bisa memaksa maskapai penerbangan menurunkan tarif di tengah kondisi kebutuhan operasional terus meningkat.

“Pilihannya cuma itu. Dan ini yang paling gampang, kurs dolarnya turun jadi Rp12.000, rupiahnya naik. Jadi, kalau tidak mampu beli tiket pesawat, cari moda transportasi lain. Memaksa maskapai menurunkan tarif itu tak mungkin, mereka terus rugi,” kata Agus dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Sabtu, (15/6).

Sementara meredam harga avtur, kata Agus, sulit dilakukan. Pasalnya, harga avtur tergantung dengan pasar internasional dan juga faktor lainnya. “Itu ada hitungannya semua dan tidak bisa diakali,” ujarnya.

Menurutnya, jika harga tiket pesawat naik di masa lebaran itu hal yang wajar. Sebab, masa liburan adalah kesempatan bagi pihak maskapai mencari keuntungan untuk menutupi kerugian sebelumnya. “Tapi kan oleh pemerintah lewat Kemenhub disuruh tunda dulu, mereka dipaksa turunkan tarif,” katanya.

Agus menambahkan, saat ini maskapai telah mencari titik ekuilibrium baru lantaran jumlah penumpang yang terus turun. Caranya dengan mengisi kekosongan bagasi pesawat dengan kargo.